Tuesday, June 26, 2012

Pesawat Antariksa AS Temukan Es di Bulan

Pesawat Antariksa AS Temukan Es di Bulan
www.universetoday.com
WASHINGTON--MICOM: Pesawat antariksa Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) telah mengirim data yang menunjukkan 22% bahan di lapisan kawah yang berada di kutub selatan Bulan mungkin terdiri atas es.

Demikian disampaikan Badan Antariksa AS, NASA, Rabu (20/6),waktu setempat.

Tim NASA dan ilmuwan universitas dengan menggunakan cahaya laser dari altimeter laser LRO meneliti dasar kawah Shackleton. Mereka menemukan dasar kawah tersebut lebih terang daripada yang dasar kawah lain di dekatnya, yang sejalan dengan keberadaan sedikit es.

Informasi itu akan membantu peneliti memahami susunan kawah tersebut dan mempelajari daerah lain yang tak dipetakan di Bulan. Temuan itu direncanakan disiarkan Kamis di jurnal Nature.

Selain bukti es tambahan, peta kelompok itu mengenai Shackleton mengungkapkan kawah yang terpelihara secara baik yang relatif tak tanpa cacat sejak pembentukannya lebih dari tiga miliar tahun lalu.

Dasar kawah tersebut sendiri dipenuhi beberapa kawah kecil, yang mungkin telah terbentuk sebagai bagian dari benturan yang menciptakan Shackleton.

Kawah itu, yang diberi nama dari nama penjelajah Antartika Ernest Shackleton, memiliki dalam dua mil dan lebar lebih dari 12 mil.

Seperti beberapa kawah di kutub selatan Bulan, kemiringan kecil poros Bulan berarti bagian dalam kawah Shackleton gelap selamanya sehingga sangat dingin.

Saturday, June 9, 2012

Pemerintah Evakuasi TKI di 5 Wilayah Rawan Suriah

foto
Petugas keamanan berjag di lokasi ledakan di Damaskus, Suriah (10/5). REUTERS/Khaled al-Hariri

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menyatakan saat ini fokus melakukan evakuasi pada warga dan tenaga kerja Indonesia yang berada di lima wilayah rawan di Suriah. Lima wilayah tersebut adalah Hama, Homs, Idlid, Dara’a, dan Damaskus Countryside.

“Lima wilayah ini yang paling rawan. Kita fokus dan cepat di wilayah-wilayah tersebut,” kata Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri Tatang Razak saat dihubungi, Sabtu, 9 Juni 2012.

Tatang mengatakan, berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan, warga Indonesia di lima wilayah ini sebagian besar adalah TKI yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Pada saat kunjungan Tatang bersama tim Kementerian Luar Negeri ke Suriah awal Januari 2012, jumlah WNI di lima wilayah tersebut sekitar 1.000 orang. “Kita kumpulkan data dari banyak pihak seperti imigrasi dan juga agen-agen yang ada di Suriah,” ujarnya.

Saat ini jumlah WNI yang berada di lima wilayah rawan itu sudah mulai berkurang. Hampir setengahnya sudah mengungsi bersama majikan mereka ke daerah lain yang lebih aman. Warga Indonesia lainnya juga sudah berhasil dievakuasi dari lima wilayah itu. Akan tetapi, Tatang tidak dapat memaparkan secara pasti dan detail jumlah yang sudah dievakuasi dan jumlah yang masih berada di lima wilayah itu. “Setengah lebih dari WNI yang kita evakuasi berasal dari lima wilayah rawan,” kata dia.

Hingga saat ini, pemerintah sudah berhasil membawa pulang sekitar 233 orang WNI dari Suriah. Tatang mengatakan, di Kedutaan Besar RI di Suriah, ada sebanyak 103 WNI yang siap untuk dievakuasi pulang ke Indonesia. “Jumlah mereka yang ke KBRI terus bertambah,” kata Tatang.

Berdasarkan data Imigrasi yang diperoleh Kementerian, Tatang menyatakan, total WNI di Suriah tahun 2011 sebanyak 12 ribu orang. Jumlah ini sangat tidak signifikan bila dibandingkan jumlah yang berhasil dievakuasi pemerintah. Akan tetapi, Tatang mengklaim, WNI yang paling tinggi risikonya hanya sekitar 1.000 orang di lima wilayah rawan itu. WNI di daerah lain diklaim relatif lebih aman.

Kementerian akan kembali membawa pulang WNI dari Suriah pada tanggal 12 Juni 2012. Ini adalah proses evakuasi gelombang ke-10 dan menambah total WNI yang berhasil dievakuasi menjadi 263 orang. “Jumlahnya memang sedikit karena banyak kendala,” kata Tatang.